Monday, June 6, 2016

Tugas Makalah Kesehatan Mental : Paranoid

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kepribadian adalah suatu gaya perilaku yang menetap dan secara khas dapat dikenali pada setiap individu. Gangguan kepribadian merupakan suatu ciri kepribadian yang menetap, kronis, dapat terjadi pada hampir semua keadaan, menyimpang secara jelas dari norma-norma budaya, dan maladaptive serta menyebabkan fungsi kehidupan yang buruk.
Gangguan-gangguan kepribadian atau watak pada hakikatnya harus dibedakan dari gangguan-gangguan mental lain karena gangguan ini disebabkan oleh kekurangan pada struktur kepribadian dan bukan pada fungsinya. Pada umumnya, cacat structural itu adalah pola tingkah laku tidak mampu menyesuaikan diri yang berlangsung lama dan cirinya ialah memperlihatkan gangguan tingkah laku itu sendiri dan bukan pengalaman kecemasan subjektif atau perkembangan simtom-simtom mental atau emosional seperti yang terdapat pada gangguan-gangguan lain.
Terdapat banyak jenis gangguan kepribadian yang dapat menyerang mental seseorang. Gangguan kepribadian dibedakan dalam tiga tipe yaitu tipe A, B dan C. Dalam makalah ini penulis ingin membahas mengenai salah satu gangguan kepribadian pada tipe A yaitu gangguan kepribadian paranoid. Paranoid adalah penyakit mental di mana seseorang meyakini bahwa orang lain ingin membahayakan dirinya.

B.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa itu gangguan kepribadian paranoid
2.      Mengetahui penyebab terjadinya paranoid
3.      Membahas contoh kasus mengenai paranoid
4.      Mengetahui cara treatmen gangguan kepribadian paranoid
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Definisi Paranoid
      Sunaryo (2004), mengatakan bahwa paranoid adalah bentuk gangguan kepribadian dengan sifat curiga yang berlebihan. Kemudian Wade dan Travis (2008), menjelaskan bahwa paranoid adalah gangguan yang ditandai dengan timbulnya rasa curiga dan rasa tidak percaya yang berlebihan, serta perasaan irasional mendapat ancaman dari orang lain.
Selanjutnya Sipayung (2010), mendefinisikan paranoid sebagai penyakit mental dimana seseorang meyakini bahwa orang lain ingin membahayakan dirinya atau sebagai gangguan mental yang ditandai dengan kecurigaan yang tidak rasional atau logis.
      Menurut Halgin dan Whitbourne (2011), mengatakan bahwa orang dengan gangguan kepribadian paranoid (paranoid personality disorder) begitu curiga terhadap orang lain dan selalu berjaga-jaga terhadap kemungkinan bahaya atau kejahatan.
      Berdasarkan uraian diatas paranoid dapat diartikan sebagai gangguan kepribadian dimana individu selalu merasa curiga, tidak aman dan tidak dapat percaya dengan orain lain yang berlebihan.

B.     Karakteristik Paranoid
Halgin dan Whitbourne (2011), mengungkapkan beberapa karakteristik gangguan kepribadian paranoid:
1.      Kecurigaan yang tidak beralasan bahwa orang lain memanfaatkan, mencelakai, atau membohongi mereka
2.      Tenggelam dalam keraguan yang tidak beralasan tentang kesetiaan atau loyalitas orang lain
3.      Keengganan untuk menceritakan rahasianya pada orang lain karena takut bahwa informasi tersebut akan digunakan untuk melawan mereka
4.      Kecenderungan untuk membaca hal yang tersembunyi atau hal yang mengancam dari penilaian atau peristiwa yang tidak berbahaya
5.      Kecenderungan untuk memendam dendam
6.      Persepsi mengenai serangan pribadi yang tidak muncul pada orang lain dan kecenderungan bereaksi dengan alas an serangan yang besar
7.      Kecurigaan terus-menerus yang tidak beralasan tentang kesetiaan suami/istri atau partner seksual

C.    Treatment Paranoid
Untuk menyembuhkan gangguan paranoid dilakukan terapi pada pasien itu sendiri yang bisa mengikutsertakan keluarganya. Terapi-terapi tersebut yaitu:
1.      Terapi keluarga
Keluarga pasien bisa diikutsertakan dalam terapi. Tujuannya agar keuarga dapat mendampingi pasien dalam menjalani terapi. Dengan demikian, terapi dapat dilakukan lebih efektif dan pasien lebih cepat sembuh.
2.      Psikoterapi individu
Tujuan dari terapi ini adalah  membantu orang dengan gangguan paranoid untuk mengenali diri sendiri dan penyebab gangguan paranoidnya. Diharapkan, pasien dapat mengendalikan dan memperbaiki pikiran-pikiran yang tidak semestinya.
3.      Terapi kognitif-perilaku
Selain diberi terapi untuk mengenali diri sendiri, pasien juga diberi terapi untuk belajar mengubah pola pikiran dan perilaku. Jadi, perilaku yang membuatnya terus-menerus merasa cemas, takut, dan curiga, berangsur-angsur akan hilang.


D.    Contoh Kasus
      Anita adalah orang yang menciptakan program komputer yang selalu khawatir bahwa orang lain akan memanfaatkan pengetahuannya. Ia melihatnya sebagai “rahasia besar”, program pengaturan data yang baru yang ditulisnya. Bahkan ia takut bahwa ketika ia meninggalkan kantor di malam hari seseorang akan menyelinap masuk ke meja kerjanya dan mencuri catatannya. Ketidakpercayaannya terhadap orang lain merembet pada semua hubungan interpersonal. Kecurigaannya bahwa ia ditipu meskipun mencemari transaksi rutin di bank dan toko-toko. Anita sering berpikir bahwa dirinya merupakan orang yang rasional dan dapat membuat keputusan yang objektif, ia menganggap ketidakmampuannya untuk mempercayai orang lain sebagai reaksi yang wajar terhadap dunia yang penuh dengan pendaki-pendaki tangga badan hokum yang tidak jujur dan oportunis ini (dalam Halgin dan Whitbourne, 2011).
















BAB III
ANALISIS & KESIMPULAN

A.    Analisis
      Dari contoh kasus yang diberikan dapat dilihat Anita mengalami gangguan paranoid yang menunjukkan adanya indikasi yaitu bagaimana ia memiliki kecurigaan yang berlebihan terhadap orang lain dan tidak percaya dengan orang lain bahkan ia berfikir bahwa akan ada orang yang menyelinap masuk ke ruang kerjanya untuk mencuri catatan yang telah ia buat. Dari perilaku tersebut seorang penderita paranoid dapat selalu merasa cemas dan bahkan dapat sampai bersikap kasar dan marah terhadap orang lain. Seperti yang dikatakan oleh Halgin dan Whitbourne (2011), salah satu ciri karakteristik pada penderita gangguan kepribadian paranoid ialah memiliki kecurigaan yang tidak beralasan bahwa orang lain akan memanfaatkan, mencelakai atau membohongi mereka.

B.     Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa paranoid adalah gangguan kepribadian dimana individu merasa dirinya tidak aman dan ia tidak dapat percaya dengan orang lain. Individu yang memiliki gangguan kepribadian paranoid cenderung memiliki indikasi seperti selalu cemas, merasa tidak aman, tidak ingin menceritakan rahasianya kepada orang lain, mencurigai orang lain dan melakukan hal lain yang dapat merugikan diri individu tersebut sendiri. Penderita paranoid dapat disembuhkan dengan beberapa treatment psikologis seperti dapat dengan terapi yang ditemani oleh keluarga pasien agar pasien merasa diberi dukungan untuk cepat sembuh, terdapat juga psikoterapi individu dimana pasien harus memiliki pikiran yang positif dan dapat mengendalikan pikiran yang semestinya tidak dipikirkan, dan terakhir pasien juga bisa dengan terapi kognitif-perilaku dimana pasien harus mengubah pola pikirnya.

DAFTAR PUSTAKA
Halgin, Richard P., Whitbourne, Susan K. (2011). Psikologi Abnormal: Perspektif Klinis pada Ganguan Psikologis, Edisi 6 Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika
Semiun, Y. (2006). Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Kanisus
Sipayung, A. (2010). Hati-hati Mengatakan Anak Anda Tidak Sakit Jiwa. Jakarta: Gramedia
Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
Tomb, David D. (2003). Buku Saku Psikiatri. Jakarta: EGC

Wade, C., Travis, C. (2008). Psikologi: edisi ke-9 Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Cute Plant Dancing Kaoani