BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kepribadian adalah suatu gaya perilaku yang menetap
dan secara khas dapat dikenali pada setiap individu. Gangguan kepribadian
merupakan suatu ciri kepribadian yang menetap, kronis, dapat terjadi pada
hampir semua keadaan, menyimpang secara jelas dari norma-norma budaya, dan
maladaptive serta menyebabkan fungsi kehidupan yang buruk.
Gangguan-gangguan kepribadian atau watak pada
hakikatnya harus dibedakan dari gangguan-gangguan mental lain karena gangguan
ini disebabkan oleh kekurangan pada struktur kepribadian dan bukan pada
fungsinya. Pada umumnya, cacat structural itu adalah pola tingkah laku tidak
mampu menyesuaikan diri yang berlangsung lama dan cirinya ialah memperlihatkan
gangguan tingkah laku itu sendiri dan bukan pengalaman kecemasan subjektif atau
perkembangan simtom-simtom mental atau emosional seperti yang terdapat pada
gangguan-gangguan lain.
Terdapat banyak jenis gangguan kepribadian yang
dapat menyerang mental seseorang. Gangguan kepribadian dibedakan dalam tiga
tipe yaitu tipe A, B dan C. Dalam makalah ini penulis ingin membahas mengenai
salah satu gangguan kepribadian pada tipe A yaitu gangguan kepribadian
paranoid. Paranoid adalah penyakit mental di mana seseorang meyakini bahwa
orang lain ingin membahayakan dirinya.
B.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa itu gangguan kepribadian paranoid
2. Mengetahui
penyebab terjadinya paranoid
3. Membahas
contoh kasus mengenai paranoid
4. Mengetahui
cara treatmen gangguan kepribadian paranoid
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Paranoid
Sunaryo (2004),
mengatakan bahwa paranoid adalah bentuk gangguan kepribadian dengan sifat
curiga yang berlebihan. Kemudian Wade dan Travis (2008), menjelaskan bahwa
paranoid adalah gangguan yang ditandai dengan timbulnya rasa curiga dan rasa
tidak percaya yang berlebihan, serta perasaan irasional mendapat ancaman dari
orang lain.
Selanjutnya Sipayung (2010), mendefinisikan paranoid
sebagai penyakit mental dimana seseorang meyakini bahwa orang lain ingin
membahayakan dirinya atau sebagai gangguan mental yang ditandai dengan
kecurigaan yang tidak rasional atau logis.
Menurut Halgin dan Whitbourne (2011), mengatakan
bahwa orang dengan gangguan kepribadian paranoid (paranoid personality disorder) begitu curiga terhadap orang lain
dan selalu berjaga-jaga terhadap kemungkinan bahaya atau kejahatan.
Berdasarkan uraian diatas paranoid dapat
diartikan sebagai gangguan kepribadian dimana individu selalu merasa curiga,
tidak aman dan tidak dapat percaya dengan orain lain yang berlebihan.
B.
Karakteristik
Paranoid
Halgin dan Whitbourne (2011), mengungkapkan beberapa
karakteristik gangguan kepribadian paranoid:
1. Kecurigaan
yang tidak beralasan bahwa orang lain memanfaatkan, mencelakai, atau membohongi
mereka
2. Tenggelam
dalam keraguan yang tidak beralasan tentang kesetiaan atau loyalitas orang lain
3. Keengganan
untuk menceritakan rahasianya pada orang lain karena takut bahwa informasi
tersebut akan digunakan untuk melawan mereka
4. Kecenderungan
untuk membaca hal yang tersembunyi atau hal yang mengancam dari penilaian atau
peristiwa yang tidak berbahaya
5. Kecenderungan
untuk memendam dendam
6. Persepsi
mengenai serangan pribadi yang tidak muncul pada orang lain dan kecenderungan
bereaksi dengan alas an serangan yang besar
7. Kecurigaan
terus-menerus yang tidak beralasan tentang kesetiaan suami/istri atau partner
seksual
C. Treatment Paranoid
Untuk menyembuhkan gangguan paranoid dilakukan
terapi pada pasien itu sendiri yang bisa mengikutsertakan keluarganya.
Terapi-terapi tersebut yaitu:
1.
Terapi keluarga
Keluarga
pasien bisa diikutsertakan dalam terapi. Tujuannya agar keuarga dapat
mendampingi pasien dalam menjalani terapi. Dengan demikian, terapi dapat
dilakukan lebih efektif dan pasien lebih cepat sembuh.
2.
Psikoterapi individu
Tujuan
dari terapi ini adalah membantu orang dengan gangguan paranoid untuk
mengenali diri sendiri dan penyebab gangguan paranoidnya. Diharapkan, pasien
dapat mengendalikan dan memperbaiki pikiran-pikiran yang tidak semestinya.
3.
Terapi kognitif-perilaku
Selain
diberi terapi untuk mengenali diri sendiri, pasien juga diberi terapi untuk
belajar mengubah pola pikiran dan perilaku. Jadi, perilaku yang membuatnya
terus-menerus merasa cemas, takut, dan curiga, berangsur-angsur akan hilang.
D.
Contoh
Kasus
Anita adalah orang yang menciptakan
program komputer yang selalu khawatir bahwa orang lain akan memanfaatkan pengetahuannya.
Ia melihatnya sebagai “rahasia besar”, program pengaturan data yang baru yang
ditulisnya. Bahkan ia takut bahwa ketika ia meninggalkan kantor di malam hari
seseorang akan menyelinap masuk ke meja kerjanya dan mencuri catatannya.
Ketidakpercayaannya terhadap orang lain merembet pada semua hubungan
interpersonal. Kecurigaannya bahwa ia ditipu meskipun mencemari transaksi rutin
di bank dan toko-toko. Anita sering berpikir bahwa dirinya merupakan orang yang
rasional dan dapat membuat keputusan yang objektif, ia menganggap
ketidakmampuannya untuk mempercayai orang lain sebagai reaksi yang wajar
terhadap dunia yang penuh dengan pendaki-pendaki tangga badan hokum yang tidak
jujur dan oportunis ini (dalam Halgin dan Whitbourne, 2011).
BAB
III
ANALISIS
& KESIMPULAN
A. Analisis
Dari
contoh kasus yang diberikan dapat dilihat Anita mengalami gangguan paranoid
yang menunjukkan adanya indikasi yaitu bagaimana ia memiliki kecurigaan yang berlebihan
terhadap orang lain dan tidak percaya dengan orang lain bahkan ia berfikir
bahwa akan ada orang yang menyelinap masuk ke ruang kerjanya untuk mencuri
catatan yang telah ia buat. Dari perilaku tersebut seorang penderita paranoid
dapat selalu merasa cemas dan bahkan dapat sampai bersikap kasar dan marah
terhadap orang lain. Seperti yang dikatakan oleh Halgin dan Whitbourne (2011),
salah satu ciri karakteristik pada penderita gangguan kepribadian paranoid
ialah memiliki kecurigaan yang tidak beralasan bahwa orang lain akan
memanfaatkan, mencelakai atau membohongi mereka.
B. Kesimpulan
Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa paranoid adalah gangguan kepribadian
dimana individu merasa dirinya tidak aman dan ia tidak dapat percaya dengan
orang lain. Individu yang memiliki gangguan kepribadian paranoid cenderung
memiliki indikasi seperti selalu cemas, merasa tidak aman, tidak ingin
menceritakan rahasianya kepada orang lain, mencurigai orang lain dan melakukan
hal lain yang dapat merugikan diri individu tersebut sendiri. Penderita
paranoid dapat disembuhkan dengan beberapa treatment
psikologis seperti dapat dengan terapi yang ditemani oleh keluarga pasien
agar pasien merasa diberi dukungan untuk cepat sembuh, terdapat juga
psikoterapi individu dimana pasien harus memiliki pikiran yang positif dan
dapat mengendalikan pikiran yang semestinya tidak dipikirkan, dan terakhir
pasien juga bisa dengan terapi kognitif-perilaku dimana pasien harus mengubah
pola pikirnya.
DAFTAR PUSTAKA
Halgin, Richard P., Whitbourne, Susan K. (2011). Psikologi Abnormal: Perspektif Klinis pada
Ganguan Psikologis, Edisi 6 Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika
Semiun,
Y. (2006). Kesehatan Mental 2.
Yogyakarta: Kanisus
Sipayung, A. (2010). Hati-hati Mengatakan Anak Anda Tidak Sakit Jiwa. Jakarta: Gramedia
Sunaryo. (2004). Psikologi
Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
Tomb,
David D. (2003). Buku Saku Psikiatri.
Jakarta: EGC
Wade, C., Travis, C. (2008). Psikologi: edisi ke-9 Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Artikelnya bagus, enak untuk di baca dan tentunya mudah untuk di pahami. Dengan adanya artikel ini saya jadi terbantu, kebetulan saya lagi cari artikel yang seperti ini, tulisan ini bermanfaat bagi saya dan orang lain.Kunjungi juga gan Artikel Tentang kesehatan ini artikel saya.
ReplyDelete