ORANG YANG MATANG - GORDON
ALLPORT
Teori kepribadian dari Allport adalah psikologi
individual. Allport menekankan pada keunikan individual. Ia yakin bahwa usaha
untuk mendeskripsikan manusia dalam bentuk sifat yang umum, merampas keunikan
individual mereka.
Orang yang sehat secara psikologis kebanyakan termotivasi
oleh proses yang disadari, mempunyai perluasan atas rasa tentang diri,
berhubungan dengan penuh kasih sayang dengan orang lain, menerima diri mereka
apa adanya, mempunyai presepsi realistis mengenai dunia serta memiliki wawasan,
humor, dan filosifi kehidupan yang menyeluruh.
PENDEKATAN ALLPORT TERHADAP
KEPRIBADIAN
Allport lebih optimistis tentang
kodrat manusia daripada Freud, dan ia memperlihatkan suatu keharusan yang luar
biasa terhadap manusia, sifat-sifatnya yang tampak bersumber pada masa
kanak-kanaknya. Orangtuanya menekankan pentingnya kerja keras dan kesalehan.
Semangat perikemanusiaan ditanamkan dalam keluarga mereka dan Allport yang muda
itu didorong untuk mencari jawaban keagamaan terhadap pertanyaan-pertanyaan dan
masalah-masalah kehidupan. Pengalaman-pengalaman pribadinya ini kelak tercermin
dalam pandangan-pandangan teoritisnya tentang kodrat kepribadian.
Gambaran manusia yang diutarakan
Allport adalah positif, penuh harapan, dan menyanjung-nyanjung. Karena itu
salah satu pendekatan yang berguna terhadap pemahaman segi pandangan psikologis
Allport adalah mengemukakan tema-tema pokok dari teorinya tentang kepribadian
dan menunjukkan bagaimana tema-tema itu berbeda dari apa yang terdapat pada
Freud. Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol
dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar – kekuatan-kekuatan yang tidak
dapat dilihat dan dipengaruhi. Orang-orang yang sehat tidak didorong oleh
konflik-konflik tak sadar dan tingkah laku mereka tidak ditentukan oleh
setan-setan yang ada jauh dalam mereka. Allport percaya bahwa kekuatan-kekuatan
tak sadar itu merupakan pengaruh-pengaruh yang penting pada tingkah laku
orang-orang dewasa yang neurotis. Akan tetapi individu-individu yang sehat yang
berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya
kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan
itu juga.
Orang-orang yang neurotis terikat
dan terjalin erat pada pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, tetapi orang-orang
yang sehat(matang) bebas dari paksaan-paksaan masa lampau. Pandangan orang yang sehat adalah ke depan,
kepada peristiwa-peristiwa yang akan datang dan tidak mundur kembali kepada
peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak. Segi pandangan yang sehat ini memberi
jauh lebih banyak kebebasan dalam memilih dan bertindak. Dalam pandangan
Allport, orang yang neurotis beroperasi dalam genggaman konflik-konflik dan
pengalaman-pengalaman kanak-kanak dan kepribadian yang sehat berfungsi pada
suatu taraf yang berbeda dan lebih tinggi. Allport lebih suka mempelajari hanya
orang-orang dewasa yang matang dan hanya sedikit saja berbicara mengenai
orang-orang yang neurotis. Karena itu kita dapat berkata bahwa sistem dari
Allport hanya berorientasi pada kesehatan.
MOTIVASI KEPRIBADIAN YANG
SEHAT
Allport percaya bahwa masalah yang
sangat penting bagi ahli-ahli psikologi yang mempelajari kepribadian ialah
usaha untuk menerangkan motivasi. Allport berpendapat bahwa kepribadian yang
sehat tidak dibimbing oleh kekuatan-kekuatan tak sadar atau
pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Menurut Allport, motif-motif seorang
dewasa bukan perpanjangan atau perluasan motif-motif masa kanak-kanak.
Motif-motif orang dewasa secara fungsional
otonom terhadap masa kanak-kanak yakni motif-motif itu tidak tergantung
pada keadaan-keadaan asli. Kita tidak didorong dari belakang oleh
kekuatan-kekuatan pendorong dengan akar-akar pada masa lampau. Malahan kita
didorong terlebih dahulu oleh rencana-rencana atau intensi-intensi kita untuk
masa depan. Tujuan-tujuan ini mendorong kepribadian yang matang dan memberi
petunjuk yang paling baik untuk memahami tingkah laku sekarang. Mungkin
seseorang ditimpa oleh masalah-masalah dan konflik-konflik (dan bahkan
kepribadian yang sehat tidak sama sekali bebas dari masalah-masalah),
kepribadiannya dalam arti tertentu dapat menjadi utuh dengan mengintegrasikan
semua seginya untuk mencapai tujuan-tujuan dan intensi-intensi. Orang-orang
yang neurotis kekurangan maksud-maksud dan tujuan-tujuan jangka panjang dan kepribadian
mereka terpotong-potong menjadi subsistem-subsistem yang tak berhubungan yang
kekurangan suatu fokus sentral dan kekuatan pemersatu.
Allport percaya bahwa model reduksi
tegangan ini dalam kepribadian manusia hanya sebagian benar karena tidak menjelaskan
sebagian terbesar dorongan dari orang yang sehat. Organisme manusia perlu
mempertahankan suatu tingkat kepuasan tertentu dari dorongan-dorongan biologis
terhadap makanan, air, seks, dan tidur. (Tentu kalau kita kekurangan makanan,
tegangan yang ada di dalam diri kita harus direduksikan.) Akan tetapi Allport
menunjukan bahwa orang yang sehat ingin lebih banyak daripada reduksi tegangan
hidup. Mengutip apa yang dikatakan Allport: Sesudah pulang dari pekerjaan,
seseorang lapar dan lelah serta membutuhkan makanan dan istirahat. Tetapi
apabila orang itu telah diisi lagi dan dipulihkan, selanjutnya apa lagi?
Apabila orang itu sehat, maka ia membutuhkan aktivitas baru dan mulai
mengerjakan suatu kegemaran,membaca sebuah buku yang membangkitkan semangat, atau
pergi keluar. Manusia yang sehat memiliki kebutuhan terus menerus akan variasi,
sensasi-sensasi dan tantangan-tantangan baru. Mereka tidak suka akan hal-hal
yang rutin dan mereka mencari-cari pengalaman-pengalaman baru. Mereka mengambil
risiko, berspekulasi, dan menyelediki hal-hal baru. Semua aktivitas ini
menghasilkan tegangan. Akan tetapi Allport percaya bahwa hanya melalui
pengalaman-pengalaman dan risiko-risiko yang menimbulkan tegangan baru ini,
manusia dapat bertumbuh. Allport percaya bahwa dorongan dari semua orang yang
sehat adalah sama. Orang yang sehat didorong ke depan oleh suatu visi dan misi
masa depan dan visi itu (dengan tujuan-tujuannya yang khsusus) mempersatukan
kepribadian dan membawa orang itu kepada tingkat-tingkat tegangan yang bertambah.
Dalam pandangan Allport, kebahagiaan
bukan merupakan suatu tujuan dalam dirinya sendiri. Tetapi kebahagiaan dapat
merupakan hasil sampingan dari keberhasilan integrasi kepribadian dalam
mengejar aspirasi-aspirasi dan tujuan-tujuan. Kebahagiaan bukan suatu
pertimbangan utama bagi orang yang sehat tetapi mungkin berlaku bagi orang yang
memiliki aspirasi-aspirasi yang dikejarnya secara aktif. Sesungguhnya, Allport
percaya bahwa mungkin kehidupan orang yang sehat suram dan penuh dengan rasa
sakit dan sedih. Allport rupanya mengemukakan bahwa meskipun
subtujuan-subtujuan yang dekat dapat dicapai, namun tujuan terakhir tidak dapat
dicapai. Misalnya, bagaimanapun juga berhasilnya penjelajah Amundsen dalam
berbagai petualangannya, namun tujuan penjelajahannya tidak pernah dapat
dipuaskan sepenuhnya. Sesudah setiap penemuan baru (pemuasan terhadap suatu
subtujuan), dia segera mulai merencanakan tujuan yang berikutnya. Kehidupannya
di arahkan (didorong) oleh seluruh tujuan untuk meneruskan penjelajahan, tetapi
tujuan ini tidak pernah dapat dipuaskan sepenuhnya sejauh masih ada beberapa
daerah lain yang belum dijelajah. Seperti kata pepatah “Semakin banyak anda
mendapat, semakin banyak juga anda inginkan”. Jika kita tidak mempunyai tujuan
akhir kita tidak akan memiliki lagi suatu kekuatan pendorong untuk mengarahkan
kehidupan kita dan mengintegrasikan serta mempersatukan semua segi kepribadian
kita. Kita harus mengembangkan suatu motif baru untuk menggantikan motif lama
supaya kepribadian tetap sehat. Seperti harus menemukan minat-minat dan
impian-impian baru.
Teori Allport tentang dorongan dari
kepribadian yang sehat memasukkan juga “prinsip penguasaan dan kemampuan” yang
berpendapat bahwa orang-orang yang matang dan sehat tidak cukup puas dengan
melaksanakan atau mencapai tingkat-tingkat yang sedang atau yang hanya memadai.
Mereka didorong untuk melakukan sedapat mungkin, untuk mencapai tingkat
penguasaan dan kemampuan yang tinggi dalam usaha memuaskan motif-motif mereka.
Dorongan (yang bersifat konstruktif) adalah sangat penting bagi orang-orang
yang sehat secara psikologis. Orang-orang yang demikian mengejar secara aktif
tujuan-tujuan, harapan, dan impian-impian, dan kehidupan mereka dibimbing oleh
suatu perasaan akan maksud, dedikasi, dan komitmen. Pengejaran terhadap suatu
tujuan tidak pernah berakhir, apabila suatu tujuan harus dibuang, maka suatu
motif yang baru harus ceat dibentuk. Orang-orang sehat melihat ke masa depan
dan hidup dalam masa depan.
“Diri” Dari orang yang sehat
Konsep diri (self) merupakan sutau bagian yang penting
dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian yang sehat. Baik kata maupun
konsep tampaknya sederhana sampai kita mulai memeriksa bermacam-macam cara
bagaimana ahli-ahli teori kepribadian berusaha menjelaskan sifat dan fungsinya.
Proprium
Proprium
dapat didefinisikan dengan memikirkan bentuk sifat “propriate” seperti dalam
kata “appropriate”. Proprium menunjuk kepada sesuatu yang dimiliki seseorang
atau unik bagi seseorang. Proprium terdiri dari hal-hal atau proses-proses yang
penting bagi pribadi, segi-segi yang menentukan seseorang sebagai yang unik.
Allport menyebutnya “saya sebagaimana dirasakan dan diketahui”.
Perkembangan proprium
terdiri dari susunan dari tujuh tingkat “diri”.
1.
“Diri” jasmaniah, perasaan tentang
diri bukan merupakan bagian dari warisan keturunan kita. Bayi tidak dapat
membedakan antara diri “saya” dan dunia sekitarnya. Semakin tumbuh dewasa ia
akan merasakan perbedaan sesuatu yang ada “dalam saya”. Ketika bayi menyentuh,
melihat, mendengar dirinya, orang-orang lain, dan benda-benda, perbedaan itu
menjadi lebih jelas, kira-kira pada usia 15 bulan. Allport menyebutnya “jangkar
abadi untuk kesadaran diri kita”.
2.
Identitas-diri. Anak mulai sadar akan
identitasnya yang berlangsung terus sebagai seorang yang terpisah. Anak
mempelajari namanya, menyadari bahwa bayangan cermin dirinya hari ini adalah
dirinya yang kemarin
3.
Harga-diri. Hal ini menyangkut
perasaan bangga dari anak sebagai suatu hasil belajar mengerjakan benda-benda
atas usahanya sendiri. Perasaan ingin tahunya mulai berkembang dan lebih
agresif pada usia 2 tahun. Kemudian sekitar usia 6-7 tahun harga diri mulai
ditentukan oleh semangat bersaing dengan kawan-kawan sebayanya.
4.
Perluasan diri (self extension).
Mulai pada usia 4 tahun anak mulai menyadari orang-orang lain dan benda-benda
dalam lingkungannya dan fakta bahwa beberapa diantaranya miliknya. Tak hanya
benda-benda tapi nilai-nilai dan kepercayaan-kepercayaan.
5.
Gambaran diri. Hal ini menunjukan
bagaimana anak melihat dirinya dan pendapatnya tentang dirinya. Gambaran ini
berkembang dari interaksi antara anak an orang tua. Lewat pujian dan hukuman,
anak belajar bahwa orang tuanya mengharapkan menampilkan perilaku-periaku
tertentu.
6.
Diri sebagai Perilaku Rasional.
Setelah anak mulai sekolah tahapan ini mulai timbul. Aturan-aturan dan
harapan-harapan baru dipelajari dari guru dan teman sekolah. Anakbelajar bahwa
dia dapat memecahkan masalah dengan menggunakan proses logis and rasional.
7.
Perjuangan Proprium (Propriate Striving).
Tingkat terakhir ini timbul perjuangan proprium. Dari semua hal diatas,
harapan-harapan orang itu mendorong kepribadian yang matang. “ Sasaran-saran
yang menentukan” ini dalam pandangan Allport sangat penting untuk kepribadian
yang sehat.
Perkembangan Kepribadian
yang Sehat
Allport
tidak menggambarkan perkembangan kepribadian menurut tingkat-tingkat yang
jelas, seperti halnya dengan perkembangan diri. Kekurangan perhatian terhadap
perkembangnan kepribadian ini adalah sesuai dengan kepercayaannya bahwa
kepribadian dewasa lebih merupakan fungsi dari masa sekarang dan masa yang akan
datang seseorang daripada masa lampaunya.
Allport
memperhatikan hubungan antara bayi dan ibunya, khususnya dengan banyaknya
keamanan dan kasih sayang yang diberikan ibu terhadap anak. Apabila anak menerima
keamanan dan kasih sayang yang cukup maka pertumbuhan psikologis positif
terjadi sepanjang tingkat munculnya diri. Apabila tidak menerima cukup mak a
anak akan agresif, suka menuntut, iri hati, egosentris, dan pertumbuhan
psikologisnya berkurang.
Kriteria Kepribadian yang
Matang
1.
Perluasan Perasaan Diri
Mula-mula
diri berpusat hanya pada individu. Kemudian ketika lingkaran pengalaman
bertumbuh maka diri bertambah luas meliputi nilai-nilai dan cita-cita yang
abstrak. Dengan kata lain orang menjadi matang, dia mengembangkan
perhatian-perhatian diluar diri. Orang harus menjadi partisipanyang langsung
dan penuh. Allort menamakan ini “partisipasi otentik yang dilakukan oleh orang
dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia”. Orang harus meluaskan
diri ke dalam aktivitas.
Aktivitas
itu lebih berarti bagi anda daripada pendapatan yang diperoleh aktivitas itu
memuaskan kebutuhan-kebutuhan lain juga.
2.
Hubungan Diri yang Hangat Dengan Orang Lain.
Allport
membedakan menjadi dua macam kehangatan yaitu, kapasitas keintiman dan
kapasitas untuk perasaan terharu. Orang yang sehta psikologisnya mampu
memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orang tua, anak, partner, dan teman
akrab. Cinta dari orang-orang sehta adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau
mengikat.
3.
Keamanan Emosiaonal
Sifat
dari kepribadian yang sehat ini meliputi beberapa kualitas, kualitas utama
adalah penerimaan diri. Keprtibadian-kepribadianyang sehat mampu menerima semua
segi dari ada mereka, termasuk kelemahan dan kekurangan tersebut. Kualitas dari
kemanan emoisaonal ialah apa yang disebut Allport “sabar terhdap kekecewaan”.
4.
Persepsi Realistis
Orang-orang
yang sehat tidak perlu percaya bahwa orang lain atau situasi semuanya jahat
atau semuanya baik menurut suatu prasagka pribadi terhadap realitas. Mereka
menerima realitas sebagaimana adanya.
5.
Keterampilan-Keterampilan dan Tugas-Tugas
Allport
mengemukakan bahwa ada kemungkinan orang-orang yang memiliki keterampilan
menjadi neurotis. Akan tetapi tidak mungkin menemukan orang-orang yang sehat
dan matang yang tidak mengarahkan keterampilan mereka pada pekerjaan mereka.
6.
Pengenalan Diri
Pengenalan
diri yang emadai menurut pemahaman tentang hubungan/ perbedaan antara gambaran
tentang diri yang dimiliki sesorang dengan dirinya menurut keadaan yang
sesungguhnya. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang-orang lain dalam
merumuskan suatu gambaran diri yang objektif.
7.
Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang-orang
yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang.
Orang-orang ini mempunyai suatu perasaan akan tujuan, suatu tugas untuk bekerja
sampai selesai, sebagai batu sendi kehidupan mereka. Allport menyebut dorongan
yang mempersatukan ini “arah” dan lebih kelihatan pada kepribadian yang sehat
daripada yang neurotis.
No comments:
Post a Comment