Tuesday, December 29, 2015

Sejarah Artificial Intelligence dan Hubungannya Dengan Kognisi Manusia

Alan Turing pada tahun 1950 melakukan percobaan yang hasilnya bisa dipakai untuk menentukan apakah dalam praktiknya suatu mesin bisa dikatakan cerdas. Percobaan yang dilakukannya cukup sederhana. Turing melakukan percobaan ini pada saat berpikir bahwa komputer yang bisa berpikir seperti otak mausia bisa hadir salam kurun waktu 50 tahun lagi. Ilmu-ilmu baru bermunculan dengan tujuan menghasilkan mesin-mesin cerdas – inilah yang kemudian kita kenal sebagai Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan). Bidang penelitian Artificial Intelligence (AI) modern dibentuk pada konferensi di kampus Darthmouth College pada musim panas 1956, yang kemudian akan menjadi pemimpin penelitian-penelitian tentang AI selama beberapa dekade, terutama John McCartney, Marvin Minsky, Allen Newel dan Herbert Simon yang mendirikan laboratorium AI di MIT, CMU dan Stanford (dalam Fatta, 2009).
Pada tahun yang sama, program komputer AI pertama yang disebut Logic Theorist, diumumkan. Kemampuan Logic Theorist yang terbatas untuk berpikir (menimbulkan teorema-teorema kalkulus) mendorong para ilmuwan untuk merancang program lain yang disebut General Problem Solver (GPS), yang ditujukan untuk digunakan dalam memecahkan segala macam masalah. Proyek ini ternyata membuat para ilmuwan yang pertama kali menyusun program ini kewalahan, dan riset AI dikalahkan oleh aplikasi-aplikasi komputer yang tidak terlalu ambisius seperti SIM dan DSS. Namun seiring waktu, riset yang terus-menerus akhirnya membuahkan hasil, dan AI telah menjadi wilayah aplikasi komputer yang solid (dalam McLeod dan Schell, 2008). Bidang-bidang yang termasuk dalam kecerdasan buatan antara lain ialah: Penglihatan Komputer (Computer Vision), Pengolahan Bahasa Alami (Natural Language Processing), Robotika (Robotics), Sistem Syaraf Buatan (Artificial Neural System), dan Sistem Pakar (Expert System).

Turban mendefinisikan kecerdasan buatan sebagai ilmu yang mempelajari cara membuat komputer yang dapat bertindak dan memiliki kecerdasan seperti manusia (dalam Kursini, 2006). Sedangkan menurut Kursini (2006), kecerdasan buatan (artificial intelligence) merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang dalam pandangan manusia adalah cerdas.
Kemudian McLeod dan Schell (2008), mengungkapkan kecerdasan buatan adalah aktivitas penyediaan mesin seperti komputer dengan kemampuan untuk menampilkan perilaku yang akan dianggap sama cerdasnya dengan jika kemampuan tersebut ditampilkan oleh manusia.

Laudon dan Laudon (2008), mengatakan kecerdasan buatan terdiri dari sistem berbasis komputer (baik perangkat keras maupun peranti lunak) yang berusaha untuk menyamai tingkah laku manusia. Sistem semacam ini mampu mempelajari bahasa, menyelesaikan pekerjaan fisik, dan menyamai keahlian dan cara pengambilan keputusan manusia. Walaupun aplikasi kecerdasan buatan tidak dapat menyamai kecerdasan manusia dalam hal keluasan, kompleksitas, keaslian, dan generalitas pemikiran, kecerdasan buatan ini memiliki peranan penting dalam manajemen pengetahuan.
Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Selama hampir seribu tahun, banyak orang yang memimpikan untuk menciptakan sesuatu yang bisa didefinisikan mirip manusia, atau lebih sering disebut AI. Program komputer bekerja lebih efektif daripada pikiran manusia, dan kebanyakan sangat pintar menirukan hal-hal yang nyata meski masih sedikit janggal. Komputer mampu memecahkan banyak masalah dengan begitu mudah dan kita dapat mengetahui hasilnya dengan akurat daripada penghitungan manual yang dilakukan manusia sendiri. Seperti apapun hebatnya program komputer itu program itu sendiri diciptakan oleh manusia juga awalnya yang menggunakan kemampuan kognitif yang dimiliki manusia. Dari hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa kognisi manusia lebih baik daripada program komputer, karena program computer sendiri diciptakan oleh manusia yang memilki akal kecerdasan kognitif manusia itu sendiri.


Daftar Pustaka
Fatta, Hanif A. (2009). Rekayasa Sistem Pengenalan Wajah. Yogyakarta: ANDI
McLeod, R. & Schell, George P. (2008). Sistem Informasi Manajemen, Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat
Kursini. (2006). Sistem Pakar, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: ANDI
Laudon, Kenneth C., Laudon, Jane P. (2009). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat
Nurhayati, O. D. (2008). Konsep Interaksi Manusia dan Komputer. Dipenogoro: Studi Sistem Komputer.

Monday, November 9, 2015

3 Software Pengolah Database

1. MySQL
MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License). Setiap pengguna dapat secara bebas menggunakan MySQL, namun dengan batasan perangkat lunak tersebut tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat komersial. MySQ: dapat mengolah database yang banyak digunakan dan biasa digunakan untuk aplikasi web.



2. Oracle
Oracle Database adalah sebuah sistem database yang cukup terkenal, sistem ini telah banak digunakan oleh perusahaan-perusahaan terkenal. Oracle database bersifat komersial dan dikembangkan oleh Oracle Corporation. Oracle terbagi menjadi beberapa varian dengan tujuan dan segmen penggunaan yang bermacam-macam.


3. Microsoft Access

Microsoft Access adalah sebuah program aplikasi basis data komputer relasional yang ditujukan untuk kalangan rumahan dan perusahaan kecil hingga menengah. Aplikasi ini merupakan anggota dari beberapa aplikasi Microsoft Office.


Daftar Pustaka
http://www.semukan.com/2015/01/macam-macam-software-database.html Diakses pada tanggal 9 November 2015

Lingkup Data Pada Computer Base Information System (CBIS)

1. Hierarki Data
Hirarki data dalam proyeksinya terhadap penggunaan di komputer, merupakan bagian-bagian yang saling menghubungkan satu sama lainnya untuk membentuk suatu kumpulan informasi yang disajikan sebagai alat penggunaan yang memiliki fungsi informasi yang berbeda-beda.
Menurut Kadir (1999), secara tradisional, data diorganisasikan ke dalam suatu hirarki yang terdiri atas:
  • Elemen Data
Satuan data terkecil yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit lain yang bermakna. Pada data kepegawaian, elemen data dapat berupa nama pegawai, alamat, kota tempat tinggal, dan atribut lain yang menyangkut seorang pegawai. Istilah lain untuk elemen data adalah medan (field), kolom, item, dan atribut.
  • Rekaman (Record)
Gabungan sejumlah elemen data yang saling terkait. Sebagai contoh, nama, alamat, kota, dan tanggal lahir seorang pegawai dapat dihimpun dalam sebuah rekaman. Dalam sistem basis data relasional, rekaman biasa disebut dengan istilah tupel atau baris.
  • Berkas (File)
Himpunan seluruh rekaman yang bertipe sama membentuk sebuah berkas. Berkas dapat dikatakan sebagai kumpulan rekaman data yang berkaitan dengan suatu objek.

2. Pemrosesan: Batch, Online, Real Time
Batch Processing adalah suatu model pengolahan data, dengan menghimpun data terlebih dahulu, dan diatur pengelompokkan datanya dalam kelompok-kelompok yang disebut batch. Tiap batch ditandai dengan identitas tertentu, serta informasi mengenai data-data yang terdapat dalam batch tersebut.
            Pengolahan interaktif atau online adalah data langsung diproses saat itu dimasukkan, pengguna biasanya hanya harus menunggu waktu yang singkat untuk menjawab. Pengolahan online mengharuskan pengguna untuk memasok input.
            Pengolahan real time adalah bagian dari proses interaktif atau online. Input terus menerus, secara otomatis diperoleh dari sensor, misalnya yang segera diproses untuk menanggapi masukan dalam waktu sedikit mungkin. Sistem ini tidak memerlukan pengguna untuk mengontrolnya, ia bekerja secara otomatis.

3. Penyimpanan: DASD & SASD
Direct Access System Device (DASD)
Gaol (2008), mengatakan DASD atau media penyimpanan akses langsung (direct access storage device) adalah media arsip utama (file master) yang baik. Penggunaan DASD lainnya yang juga populer adalah media penyimpanan sementara yang berfungsi untuk menampung data semi-terproses. DASD dapat pula digunakan sebagai media masukan dengan cara yang sama seperti pita magnetik. DASD tidak baik untuk penyimpanan historis, karena tumpukan piringan lebih mahal daripada gulungan pita atau cartridge. Sulianta (2008), mengatakan bahwa DASD prosesnya lebih cepat dibanding SASD, karena untuk mengambil data tertentu tidak perlu dicari dari awal berurutan.

Sequential Access System Device (SASD)
Sulianta (2008), mengatakan Sequential Acess Storage Device (SASD) prosesnya lambat karena untuk mencari data tertentu harus selalu dimulai dari awal. Contoh: magnetic tape. Sudah jarang dipakai, umumnya hanya untuk backup, karena murah dan kapasitas yang besar.



Daftar Pustaka
Gaol, Jimmy L. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Penerbit: Grasindo
http://www.gurupendidikan.com/perbedaan-batch-online-real-time-processing-method/ Diakses pada tanggal 8 November 2015
http://www.gurupendidikan.com/perbedaan-batch-online-real-time-processing-method/ Diakses pada tanggal 8 November 2015
https://www.academia.edu/8716697/Basis_Data_dan_Sistem_Basis_Data Diakses pada tanggal 8 November 2015
Kadir, A. (1999). Konsep dan Tuntunan Praktis: Basis Data. Yogyakarta: ANDI
Sulianta, F. (2008). Komputer Forensik. Jakarta: Elex Media Komputindo

Evolusi Computer Base Information System (CBIS)

1.      Berfokus pada Data: Electronic Data Processing (EDP)
Penggunaan metode automatis dalam pengolahan data komersil. Biasanya penggunaan EDP ini relatif simple, aktivitas yang berulang untuk memproses informasi dalam jumlah yang besar. Karakteristik sistem EDP adalah konsistensi pengolahan dan ketergantungan terhadap bukti pendukung elektronik (yang rentang manipulasi), sehingga audit EDP concern pada kelayakan pengendalian sistemnya (control).

2.      Berfokus pada Informasi: Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Menurut Murdick (dalam Gaol, 2008), sistem informasi manajemen, yang memberikan informasi untuk pembuatan keputusan, berkenan dengan integrasi organisasi melalui proses manajemen. Sedangkan menurut Gaol (2008), sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem informasi yang selain melakukan pengolahan transaksi yang sangat berguna untuk kepentingan organisasi, juga banyak memberikan dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi manajemen dalam pengambilan keputusan.

3.      Berfokus pada Komunikasi: Otomatisasi Kantor (Office Automation)
Menurut McLeod dan Schell (2008), otomatisasi kantor adalah penerapan otomatisasi, seperti teknologi komputer, pada pekerjaan kantor. Otomatisasi kantor dapat dilacak kembali hingga awal tahun 1960-an, ketika IBM memperkenalkan istilah pengolahan kata (word processing) untuk menyatakan suatu konsep yang menyatakan bahwa kebanyakan aktivitas kantor dipusatkan pada pengolahan kata-kata. Sedangkan Djahir dan Pratita (2014), mengungkapkan bahwa otomatisasi kantor meliputi seluruh sistem elektronik formal maupun informal yang terutama berhubungan dengan komunikasi informasi ke dan dari orang-orang di dalam maupun di luar perusahaan. Salah satu keunggulan dari OA adalah adanya fakta bahwa ia memberikan suatu sambungan komunikasi bagi orang-orang di dalam dan di luar perusahaan untuk saling berkomunikasi satu sama lain.

4.      Berfokus pada Konsultasi: Expert System

McLeod dan Schell (2008), mengatakan sistem pakar (expert system) adalah suatu program komputer yang berusaha menampilkan pengetahuan manusia yang ahli dalam bentuk heuristic. Sedangkan Kusrini (2008), mendefinisikan sistem pakar sebagai aplikasi berbasis komputer yang digunakan untuk menyelesaikan masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar. Pakar yang dimaksud disini adalah orang yang mempunyai keahlian khusus yang dapat menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh orang awam.

Daftar Pustaka
Djahir, Y., & Pratita, D. (2014). Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Deepublish
Gaol, Jimmy L. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Penerbit: Grasindo
http://www.scribd.com/doc/140560179/SISTEM-PENGOLAH-DATA-ELEKTRONIK-docx#scribd Diakses pada tanggal 8 November 2015
Kusrini. (2008). Aplikasi Sistem Pakar: Menentukan Faktor Kepastian Pengguna dengan Metode Kuantifikasi Pertanyaan. Yogyakarta: ANDI
McLeod, R. & Schell, George P. (2008). Sistem Informasi Manajemen, Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat

Computer Base Information System (CBIS)

Computer Base Information System (CBIS) atau yang dalam Bahasa Indonesia disebut juga Sistem Informasi Berbasi Komputer merupakan sistem pengolah data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu pengambilan keputusan. Dalam sistem yang dikomputerisasikan, program secara terus-menerus memantau transaksi pemasukan yang diproses atau yang baru di proses guna mengidentifikasikan dan secara otomatis melaporkan lingkungan perkecualian yang memperoleh perhatian manajemen. Semakin tinggi lapisan manajemen akan semakin cenderung menggunakan informasi yang berasal dari luar untuk tujuan pengendalian manajemen.
CBIS mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem informasi, meskipun secara teoritis, penerapan sebuah sistem informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya, namun pada prakteknya dengan data dan kebutuhan informasi yang begitu kompleks maka peran teknologi komputer begitu dibutuhkan, peran komputer inilah yang dikenal dengan istilah “computer base” karena digunakan untuk megolah informasi dalam sebuah sistem maka disebut “Computer Base Information
CBIS ini diharapkan dapat menghasilkan informasi yang berkualitas, sehingga tujuan organisasi (user) dapat tercapai secara effisien dan efektif dengan hasil yang maksimal dalam proses yang optimal dan 5 (lima) hal pokok yang merupakan manfaat dari Sistem Informasi dalam pengendalian Manajemen Organisasi, adalah:
·         Penghematan waktu (time saving)
·         Penghematan biaya (cost saving)
·         Peningkatan efektifitas (effectiveness)
·         Pengembangan teknologi (technology development)
·         Pengembangan personil akuntansi (accounting staff development)

Sub sistem dari CBIS adalah :
1. Sistem Informasi Akuntansi
2. Sistem Informasi Manajemen
3. Sistem Pendukung Keputusan
4. Automasi Kantor (Office Automation)
5. Sistem Pakar


Daftar Pustaka
http://informatika.web.id/sistem-informasi-berbasis-komputer-cbis.htm Diakses pada tanggal 7 November 2015

http://www.slideshare.net/kankunblogger/pertemuan-3-4evolusi-cbis-4 Diakses pada tanggal 7 November 2015

Sunday, October 11, 2015

Arsitektur Komputer dan Struktur Kognisi Manusia

1. Arsitektur Komputer
Ketika seseorang memikirkan komputer, mereka sering kali memikirkan sekumpulan prosesor komputer dan alat-alat input dan output, seperti yang digambarkan pada dibawah ini.


      McLeod dan Schell (2008), mengungkapkan komputer mainframe terbesar dan personal computer di meja Anda memiliki arsitektur yang serupa. Inti dari sebuah komputer adalah prosesornya. Prosesor, yang dikendalikan oleh sebuah sistem operasi seperti Windows XP, mengelola alat input dan output, alat penyimpanan data, dan operasi atas data. Unit Pemroses Sentral (Central Processing Unit – CPU) mengendalikan seluruh komponen lain. Memori Akses Acak (Random Access Memory – RAM) bertindak sebagai tempat kerja sementara bagi CPU; semakin besar area kerja, maka akan semakin cepat CPU menyelesaikan tugas-tugasnya. CPU dan RAM terdapat pada motherboard sebuah komputer, papan sirkuit yang menjadi tempat terhubungnya semua sarana. CD-ROM, USB flash drive, dan hard disk (hard drive) adalah alat penyimpanan data, namun berbeda dengan RAM mereka menawarkan penyimpanan data secara permanen, dan bukan sementara.

Motherboard


2. Struktur Kognisi Manusia
Semiun (2006), mengatakan kognisi adalah kegiatan-kegiatan mental yang dibutuhkan dalam memperoleh, menyimpan, mendapat kembali, dan menggunakan pengetahuan. Kognisi meliputi proses-proses mental, seperti mempersepsikan belajar, mengingat, menggunakan bahasa, dan berpikir. Dalam kognisi, kita mempelajari sesuatu dan menempatkan sesuatu itu dalam sistem ingatan kita, mengkomunikasikannya lewat bahasa dengan menggunakan simbol-simbol mental, dan memecahkan masalah-masalah atau bertindak dengan cerdas dengan menggunakan informasi yang telah dipelajari sebelumnya atau disimpan dalam ingatan kita. Dengan kognisi, individu menyadari dan mempertahankan kontak dengan lingkungan internal dan eksternal. Bagian-bagian dari proses kognisi adalah sensasi dan persepsi, perhatian, ingatan, asosiasi, penilaian, pikiran, dan kesadaran. 
Atkinson dan Shiffrin (dalam Basuki, 2008), mengembangkan model struktural yaitu model yang menerangkan tahap-tahap dalam sistem pemrosesan informasi pada manusia dan mekanisme kontrolnya. Model tersebut terdiri dari tiga tahap, yaitu: register sensoris (sensory-register atau sensory memory), memori jangka pendek (short-term memory) dan memori jangka panjang (long-term memory) yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Model ini juga menunjukkan adanya proses kontrol dalam pemrosesan informasi, misalnya melakukan maintenance rehearsal, elaborasi, rekonstruksi dan organisasi.

Model Struktural dalam sistem pemrosesan informasi
(Sumber: Atkinson & Shiffrin dalam Basuki, 2008)


a. Maintenance rehearsal: berfungsi mengulang-ngulang informasi supaya tetap berada pada pusat perhatian.
b.  Elaborasi: mengaitkan informasi yang sudang diulang-ulang dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah ada sebelumnya.
c.  Rekonstruksi: berfungsi mengaitkan informasi baru dengan informasi lama, berarti mengintegrasikan informasi baru ke dalam memori.
d.  Organisasi: sebagai proses yang mengatur informasi, mengklasifikasikan dan memberi label atau simbol pada masing-masing kelas yang dapat membantu proses retrieval (proses pengeluaran kembali informasi yang disimpan dalam long-term memory).

3. Kelebihan dan Kekurangan
Solso, Maclin dan Maclin (2007), menyatakan bahwa walaupun komputer memiliki banyak kelebihan, namun komputer juga memiliki banyak kekurangan dibandingkan dengan kognitif manusia, yaitu:

Kelebihan:
  1. Pada umumnya komputer dapat melakukan operasi matematika dan logika dengan sangat cepat.
  2. Komputer dapat menguji model-model kognitif dengan sumber daya ruang dan waktu yang lebih hemat.
  3. dalam waktu yang sama, komputer dapat melakukan ribuan simulasi dan menghasilkan ribuan data, dll.
Kelemahan:
  1. Komputer tidak memiliki emosi seperti manusia.
  2. Komputer tidak dapat melakukan generalisasi.
  3. Komputer tidak mampu memahami pola-pola yang kompleks.
  4. Komputer tidak mampu membuat kesimpulan.
  5. Manusia lebih unggul dalam mengenali wajah, dll.
Sedangkan kelebihan dan kekurangan dalam struktur kognisi adalah:
Kelebihan:
  1. Struktur kognisi lebih sistematis sehingga memiliki arah dan tujuan yang jelas.
  2. Banyak memberi motivasi agar terjadi proses belajar.
  3. Mengoptimalisasikan kerja otak secara maksimal.
Kekurangan:
  1. Membutuhkan waktu yang cukup lama 
  2. Terkadang sulit mengaplikasikannya dikehidupan sehari-hari, karena tergantung individu masing-masing dalam mengoptimalkan cara berpikir mereka.
4. Hubungan Antara Arsitektur Komputer dan Struktur Manusia
Jadi, menurut saya arsitektur komputer dan kognisi manusia sama-sama memiliki pemrosesan informasi. Akan tetapi tentu saja lebih penting kognisi manusia, karena manusialah yang menciptakan komputer, membuat program-program dalam komputer serta perangkat-perangkat lainnya dan juga yang menggunakannya. Arsitektur komputer hanya memudahkan manusia saja dalam menggunakan komputer. Karena semua pemikiran berawal dari kognisi manusia itu sendiri.


Daftar Pustaka
Basuki, H. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
McLeod, R. & Schell, George P. (2008). Sistem Informasi Manajemen, Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat
Semiun, Y. (2006). Kesehatan Mental 3. Yogyakarta: Kanisius
Solso, Robert L., Maclin, Otto H., Maclin, M. Kimberly. (2008). Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga

Saturday, October 10, 2015

Sistem Informasi Psikologi

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks. Dapat dilihat sistem berusaha mencapai tujuan. Pencapaian tujuan ini menyebabkan timbulnya dinamika, perubahan yang terus menerus perlu dikembangkan dan dikendalikan. Definisi tersebut menunjukkan bahwa sistem sebagai gugus dari elemen-elemen yang saling berinteraksi secara teratur dalam rangka mencapai tujuan atau subtujuan, (Marimin, Tanjung & Prabowo, 2006). Pengertian sistem secara skematis dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Ciri pokok sistem menurut Gapspert (dalam Fatta, 2007), ada empat, yaitu sistem itu beroperasi dalam suatu lingkungan, terdiri atas unsur-unsur, ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan.

Gambar di atas menunjukan bahwa sistem atau pendekatan sistem minimal harus mempunyai empat komponen, yakni masukan, pengolahan, keluaran, dan balikan atau control.            
        Maryono dan Istiana (2008), menguraikan bahwa kata informasi dapat diartikan berita yang mengandung maksud tertentu. Manusia memiliki pengetahuan dan pengalaman yang selalu ingin dibagikan kepada orang lain. Pengalaman atau pengetahuan yang dikomunikasikan kepada orang lain tersebut merupakan pesan atau informasi.
Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan (Hutahaean, 2014).
Murdick (dalam Gaol, 2008), mengatakan informasi terdiri atas data yang telah didapatkan, diolah atau diproses, atau sebaliknya yang digunakan untuk tujuan penjelasan atau penerangan, uraian, atau sebagai sebuah dasar untuk pembuatan ramalan atau pembuatan keputuasan.
Menurut Irwansyah dan Moniaga (2014), mengatakan bahwa informasi dapat juga dikatakan sebuah pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran, pengalaman atau instruksi. Sedangkan menurut Hutahaean (2014), informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya. 
Hutahaean (2014), juga menguraikan mengenai fungsi dan kegunaan informasi:
1.      Fungsi Informasi
Fungsi utamanya, yaitu: menambah pengetahuan atau mengurangi ketidak pastian pemakai informasi, karena informasi berguna memberikan gambaran tentang suatu permasalahan sehingga pengambil keputusan dapat menentukan peutusan lebih cepat, informasi juga memberikan standard, aturan maupun indikator bagi pengambil keputusan.
2.      Kegunaan informasi tergantung pada:
a.       Tujuan si penerima
Bila tujuannya untuk memberi bantuan, maka informasi itu harus membantu si penerima dalam apa yang ia usahakan untuk memperolehnya.
b.      Ketelitian penyampaian dan pengolahan data
Dalam menyampaikan dan mengolah data, inti dan pentingnya informasi harus dipertahankan.
c.       Waktu
Apakah informasi itu masih up to date?
d.      Ruang atau tempat
Apakah informasi itu tersedia dalam ruangan atau tempat yang tepat?
e.       Bentuk
Dapatkah informasi itu digunakan secara efektif. Apakah informasi itu menunjukkan hubungan-hubungan yang diperlukan, bidang-bidang yang memerlukan perhatian manajemen? Dan apakah informasi itu menekankan situasi-siatuasi yang ada hubungannya.
f.       Semantik
Apakah hubungan antara kata-kata dan arti yang diinginkan cukup jelas? Apakah ada kemungkinan salah tafsir?

Pengertian psikologi menurut Wade dan Tavris (2008), adalah ilmu yang berfokus pada perilaku dan berbagai proses mental serta cara perilaku dan berbagai proses mental ini dipengaruhi oleh kondisi mental organisme dan lingkungan eskternal.
Woodworth & Marquis menyatakan bahwa psikologi mempelajari aktivitas baik motorik, kognitif maupun emosional, yang pada hakekatnya senada dengan pendapat Branca, Morgan dan Plotnik yang menyatakan bahwa psikologi mempelajari perilaku, karena perilaku mencakup bukan hanya aktivitas motorik, melainkan juga aktivitas kognitif dan emosional (dalam Basuki, 2008).
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi psikologi adalah pengetahuan yang diperoleh individu dari lingkungan sekitarnya yang bisa bermanfaat untuk diri individu tersebut sendiri, seperti bagaimana individu tau bagaimana individu akan berperilaku dalam suatu situasi tertentu.


Daftar Pustaka
Basuki, H. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
Fatta, Hanif A. (2007). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta: ANDI
Gaol, Jimmy L. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Penerbit: Grasindo
Hutahaean, J. (2014). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish
Irwansyah, E., & Moniaga Jurike V. (2014). Pengantar Teknologi Informasi. Yogyakarta: Deepublish
Marimin., Tanjung, H., Prabowo, H. (2006). Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo
Maryono, Y., & Istiana, B. P. (2008). Teknologi Informasi dan Komunikasi 1 SMP Kelas VII. Penerbit: Yudhistira
Wade, C., & Tavris, C. (2008). Psikologi. Edisi kesembilan Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Etika Penulisan Artikel Online

Hanafiah dan Amir (2007), mengatakan etik (Ethics) berasal dari kata Yunani ethos, yang berarti akhlak, adat kebiasaan, watak, perasaan, sikap, yang baik, yang layak. Jadi, etika adalah ilmu yang mempelajari azas akhlak, sedangkan etik adalah seperangkat asas atau nilai yang berkaitan dengan akhlak seperti dalam Kode Etik.
Darwin dan Hardisman (2014), menyebutkan etika sangat berkaitan dengan moral dan akhlak, yang merupakan nilai luhur dalam tingkah laku dan juga berhubungan sangat erat dengan hati nurani. Menurut Ali dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral.
Sedangkan menurut Bertens (2003), etika diartikan sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk; tentang yang harus dilakukan manusia dan yang tidak boleh dilakukannya.

      Dalam media sosial terutama dalam menulis artikel dalam blog tentu saja dibutuhkan etika. Belum semua penulis blog tahu mengenai etika dalam penulisan artikel. Menurut saya masih banyak individu yang mengutip dari blog lain dengan seenaknya tanpa meminta izin dan mencantumkan sumber dari mana mereka mengambil artikel yang mereka kutip. Sembarangan mengambil artikel orang lain tanpa mencantumkan sumbernya bisa berdampak negatif pada penulisnya sendiri. Serta menulis artikel yang tidak baik juga bisa menjadi dampak dan bisa dianggap atas kasus pelanggaran hukum. Maka dari itulah setiap individu harus mengetahui etika penulisan artikel online.
Prihadi (2011), menguraikan hal-hal penting untuk para blogger untuk melindungi diri mereka sendiri dan agar terhindar dari masalah yang tidak perlu:
1.      Mencantumkan Sumber
Secara hukum, mengutip beberapa kata memang tidak akan melanggar hukum, dan dalam UU HAKI masih termasuk katergori yang disebut ‘Fair Use’. Akan tetapi, secara etika dan moral, jika ingin mengutip, cantumkan sumber yang kita kutip, misalnya: nama penulis, dan alamt web atau blog di mana kita mengutipnya, jika memungkinkan menggunakan ‘link back’.
2.      Meminta Izin
Meminta ijin dari pemilik tulisan/foto/gambar akan lebih baik dan lebih beretika mengingat kita sendiri pun belum tentu akan suka jika karya kita dicopy atau dipakai orang lain anpa ijin.
3.      Bebas Tetapi Tidak Melanggar Hak Orang Lain
    Jangan karena beranggapan blog ini adalah blog pribadi kita, maka kita bebas menulis dan memposting apa saja tanpa batas dan melanggar hak orang lain. Perlu kita tanamkan dalam pikiran dan hati kita, bahwa pengunjung blog bisa siapa saja dan datang dari mana saja. Hindari hal-hal yang melanggar hak orang lain.

Daftar Pustaka
Ali, L. (1997). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Bertens, K. (2003). Keprihatinan Moral. Yogyakarta: Kanisius
Darwin, E., & Hardisman. (2014). Etika Prodesi Kesehatan. Yogyakarta: Deepublish
Hanafiah, Jusuf M., & Amir, A. (2007). Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan, Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran: EGC
Prihadi, Dwi S. (2011). Membudayakan Etika Dalam Menulis Blog. http://techno.okezone.com/ Di akses pada tanggal 11 Oktober 2015
Cute Plant Dancing Kaoani